Sabtu, 27 September 2014

Amien Rais Ikut Bicara

Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional Amien Rais "menyentil" media massa yang kerap mengkritik Prabowo Subianto saat Pemilu Presiden 2014. Menurut dia, pemberitaan penuh kebencian tentang Prabowo tak beda dengan cara penulisan tabloid Obor Rakyat.  


"Prabowo Subianto dituduh sebagai penculik, pembunuh psikopat, dan lain-lain sehingga penampilan media massa tertentu itu sulit dibedakan dengan (tabloid) Obor Rakyat yang juga berisi tuduhan, cercaan, maki-maki kepada seseorang," papar Amien, Jumat (26/9/2014).

Namun, lanjut Amien, media yang dia kritik itu sebaliknya selalu mengemas pemberitaan tentang kompetitor Prabowo pada Pemilu Presiden 2014, Joko Widodo, dalam nada positif. 

"(Bersamaan), ada tokoh yang diproyeksikan sebagai tanpa cela, berjiwa malaikat, lugu, apa adanya, merakyat, jujur, rendah hati, kesatria piningit, bagaikan ratu adil yang ditunggu-tunggu kedatangannya oleh rakyat Indonesia," sebut Amien.

"Sentilan" Amien itu disampaikan saat dia berpidato dalam acara silaturahim dan orientasi anggota DPR periode 2014-2019 Koalisi Merah Putih di Hotel Sultan, Jakarta. 

Hadir dalam acara tersebut, pasangan kandidat dalam Pemilu Presiden 2014 yang diusung Koalisi Merah Putih, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, bersama para ketua umum dan elite parpol koalisi ini, selain para anggota parlemen terpilih mereka. 

"Yang agak mengerikan bagi kita semua adalah bulan-bulan menjelang Pileg dan Pilpres 2014, (yang) menunjukkan fenomena munculnya media partisan yang sudah kehilangan obyektivitas," kecam Amien. "Malah dapat dikatakan banyak koran dan mingguan utama telah mengembangkan jurnalisme aneh, yaitu jurnalisme benci dan kebencian," lanjut Amien.

Amien menyinggung kembali soal pemberitaan selama pemilu presiden tersebut, sebagai bagian dari pembekalan kepada para anggota DPR terpilih dari Koalisi Merah Putih untuk menjalankan tugas di parlemen.

Dalam pidatonya itu, Amien mengatakan Koalisi Merah Putih menerima hasil pemilu presiden dan putusan Mahkamah Konstitusi atas sengketa hasil pemilu presiden itu, tetapi ada banyak hal yang tetap harus menjadi catatan. Pemberitaan media menjadi salah satu catatan itu. 

0 komentar:

Posting Komentar